Dikembangkan pertama kali oleh dr. Herman
Kabat(neurology/psikolog) dari Amerika Serikat pada tahun 1950-an yangkemudian
dikembangkan oleh Margaret Knott (fisioterapis) danDorothy Voss (okupasi
terapis) hingga tahun 1970-an. Pada awalnyaPNF lebih ditekankan pada berbagai
kasus muskuloskeletal. Tetapikemudian dikembangkan juga untuk kasus-kasus
neurology termasukhemiplegia (stroke)Prinsip umumnya adalah dengan
pemberianstimulasi tertentu untuk membangkitkan kembali mekanisme yanglatent
dan cadangan-cadangannya maka akan dicapai suatu gerakfungsional yang normal
dan terkoordinasi.Prinsip-prinsip yangmendasari adalah:Proses tumbuh
kembangPrinsip-prinsip neurofisiologisIlmu gerak (biomekanika).
Tujuan PNF
1.
Menimbulkan,
menaikkan, memperbaiki tonus postural
2.
Memperbaiki
koordinasi gerak
3.
Mengajarkan
pola gerak yang benar
Beberapa
dasar teori neurofisiologis yang masih sering dijadikan acuan, misalnya:
Ø Perbaikan dimulai dari proksimal
ke distal (Souza et al, 1980)
Ø Stabilitas dan kontrol dari
shoulder diperlukan lebih dahulusebelum gerakan tangan
Ø Spastisitas harus diinhibisi
sebelum gerak aktif ekstremitas(Bobath, 1990)
Ø Perbaikan ekstremitas atas
menganut pola tertentu: proksimalke distal, perbaikan gerak fleksi diikuti
gerak ekstensi, gerak sinergisfleksor, ekstensor diikuti gerak fungsional.
Metode gerakan kompleks juga dikenal dengan istilah PNF,
“Proprioceptive Neuromuscular Facilitation”. PNF berarti bahwa peningkatan dan
fasilitasi neuromuscular dengan sendirinya, sehingga memerlukan blocking yang
berlawanan. Dalam proses ini, reaksi mekanisme neuromuscular dimanfaatkan,
difasilitasi, dan dipercepat melalui stimulasi reseptor-reseptor. Penggunaan
gerakan kompleks berdasarkan pada prinsip-prinsip stimulasi organ neuromuscular
dengan bantuan tambahan dari seluruh gerakan. Reseptor-reseptor dalam otot dan
sendi merupakan elemen penting dalam stimulasi sistem motorik.
PRINSIP-PRINSIP DASAR TEKNIK PNF
Berikut ini adalah prinsip-prinsip dasar yang dapat meningkatkan
reaksi yang diinginkan dan digunakan untuk mencapai fungsi yang optimal.
1.
Teknik
Menggenggam
Secara tepat dapat dihitung dan diaplikasikan teknik
menggenggam dari terapis untuk menentukan strength (kekuatan) gerakan kompleks
yang dihasilkan. Stimulasi verbal dan visual Secara sederhana, instruksi yang
jelas dapat mengurangi kerja terapis. Pasien harus melihat dan berpartisipasi
melakukan gerakan yang dicontohkan terapis.
2. Stimulai Verbal dan Visual
Secara
sederhana, intruksi yang jelas dapat mengurangi kerja therapist. Pasien harus
melihat dan harus berpartisipasi melakukan gerakan yang dicontohkan therapist.
3.
Kompresi
dan Traksi
Kompresi menyebabkan permukaan sendi saling merapat, traksi
dapat menggerakkan permukaan sendi saling menjauhi. Reseptor-reseptor akan
terangsang. Traksi dapat memfasilitasi gerakan pada sistem otot ; kompresi
dapat meningkatkan stabilitas.
4.
Tahanan
maksimal
Hukum “all or nothing” dalam kontraksi otot terlibat dalam
teknik ini. Tahanan isometrik dan/atau isotonik dapat digunakan dalam teknik
ini. Tahanan yang maksimal ditentukan oleh strength (kekuatan) otot dari setiap
pasien.
5.
Rangkaian
Aksi Otot yang tepat
Ketika otot berkontraksi dalam suatu rangkaian yang tepat,
maka group otot yang tegang akan mengatasi tuntutan yang terjadi dengan optimal
efektifitas. Waktu yang tepat dapat berperan penting baik pada gerakan kompleks
maupun pada olahraga.
Ada 3 komponen gerakan yang mengambil bagian dari setiap pola
gerak spiral dan diagonal :
a.
Fleksi
atau ekstensi
b.
Adduksi
atau abduksi
c.
Eksternal
atau internal rotasi
Eksternal rotasi digunakan dalam kombinasi dengan supinasi,
dan internal rotasi digunakan kombinasi dengan pronasi. Variasi teknik gerakan
kompleks dapat memperbaiki implementasi dan efektifitas sistem muskuloskeletal.
Urutan gerakan pada olahraga spesifik dapat dikombinasikan dengan
gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak memukul pada handball atau menembak bola
pada sepakbola.
6. Tahanan langsung
Hal ini melibatkan tahanan maximal untuk seluruh durasi
gerakan, tahanan ini bergantung pada gerakan alamiah yang beragam.
7. Kontraksi yang berulang
Kontraksi static dan dinamik terlibat secara bergantian.
Strength (kekuatan) otot diperbaiki, khususnya pada area genggaman tahanan,
ROM, dan endurance (daya tahan).
Teknik yang digunakan dalam metode
PNF
1. Rhythmical Initation
Teknik
yang dipakai untuk agonis yang mengunakan gerakan-gerakan pasif, aktif, dan
dengan tahanan.
Caranya
:
Terapis
melakukan gerakan pasif, kemudian pasien
melakukangerakan aktif seperti gerakan pasif yang dilakukan terapis, gerakan
selanjutnya diberikan tahanan, baik agonis maupun antagonis patron dapat
dilakukan dalam waktu yang tidak sama.
Indikasi
:
Problem
permulaan gerak yang sakit karena
rigiditas, spasme yang berat atau ataxia, ritme gerak yang lambat dan
keterbatasan mobilisasi.
2. Repeated Contraction
Suatu
teknik dimana gerakan isotonic untuk otot-otot agonis, yang setelah sebagian
gerakan dilakukan restretch kontraksi.
Caranya
:
Pasien
bergerak pada arah diagonal, pada waktu gerakan dimana kekuatan mulai turun,
terapis memberikan restreth, pasien memberikan reaksi terhadap restretch dengan
mempertinggi kontraksi, terapis memberikan tahanan pada reaksi kontraksi yang
meninggi. Kontraksi otot tidak pernah berhenti, dalam satu gerakan diagonal
restreth diberikan maximal empat kali.
3. Stretch Reflex
Untuk gerakan yang mempunyai efek fasilitasi terhadap
otot-otot yang terulur.
Caranya
:
Panjangkan
posisi badan (ini hanya dapat dicapai dalam bentuk patron), tarik pelan-pelan
kemudian tarik dengan cepat (tiga arah gerak) dan bangunkan stretch reflex,
kemudian langsung berikan tahanan setelah terjadi stretch reflex, gerakan
selanjutnya diteruskan dengan tahan yang optimal, berdasarkan aba-aba pada
waktu yang tepat.
4. Combination of Isotonics
Kombinasi
kontraksi dari gerak isotonic antara konsentris dan eksentris dari agonis
patron (tanpa kontraksi berhenti) dengan pelan-pelan.
5. Timing for Emphasis
Bentuk
gerakan dimana bagian yang lemah dari gerakan
mendapat ekstra stimulasi bagian yang kuat.
Caranya
:
Pada
suatu patron gerak, bagian yang kuat ditahan di bagian yang lemah dibiarkan
bergerak.
6. Hold Relax
Suatu
teknik dimana kontraksi isometric memepengaruhi otot antagonis yang mengalami
pemendekan, yang diikuti dengan hilang atau
kurangnya ketegangan dari otot-otot tersebut.
Caranya
:
a. Gerakan dalam patron pasif atau
aktif dari group agonis sampai pada batas gerakn atau sampai timbul rasa sakit.
b. Teraois memberikan penambahan
tahanan pelan-pelan pada antaggonis patron, pasien harus menahan tanpa membuat
gerakan. Aba-aba =’tahan disini !”.
c. Relaks sejenak pada patron
antagonis, tunggu sampai tombul reaksi pada group agonis, gerak pasif atau
aktif pada agonis patron, ulangi prosedur diatas, penambahan patron agonis,
berarti menambah LGS.
7. Cantract Relax
Suatu
teknik dimana kontraksi isotonic secara optimal pada otot-otot antagonis yang
mengalami pemendekan.
Caranya
:
a. Gerakan pasif atau aktif pada patron
gerak agonis sampai batas gerak.
b. Pasien diminta mengkontraksikan
secara isotonic dari otot-otot antagonis yang mengalami pemendekan. Aba-aba
=’tarik ! atau “dorong ! ‘
c. Tambah lingkup gerak sendi pada tiga
arah gerakan, tetap diam dekat posisi batas gerakan, tetap diam dekat posisi
batas gerakan, pasien diminta untuk relaks pada antagonis patron sampai
betul-betul timbul relaksasi tersebut, gerak patron agonis secara pasif atau
aktif, ulangi prosedur diatas, dengan perbesar gerak patron agonis dengan
menambah LGS.
8. Slow Reversal
Teknik
dimana kontraksi isotonic dilakukan bergantian antara agonis dan antagonis
tanpa terjadi pengendoran otot.
Caranya
:
a. Gerakan dimulai dari yang mempunyai
gerak patron yang kuat.
b. Gerakan berganti kearah patron gerak
yang lemah tanpa pengendoran otot.
c. Sewaktu berganti kearah patron
gerakan yang tahanan kuat atau luas gerak sendi bertambah.
d. Teknik ini berhenti pada patron
gerak yang lebih lemah.
e. Aba-aba disini sangat penting untuk
meperjelas kearah mana pasien harus bergerak. Aba-aba “ dan . …..tarik ! “atau
“dan dorong !”.
f. Teknik ini dapat dilakukan dengan
cepat.
Tidak
semua teknik PNF dapat diterapkan pada penderita stroke. Teknik-teknik yang
dapat digunakan adalah rhythmical initation, timing for emphasis, contraks
relax dan slow reversal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar